Cari Blog Ini

Senin, 07 Januari 2019

Contoh Jurnal Skripsi STMIK Triguna Dharma Medan


Implementasi Sistem Kendali Pulse Width Modulation (PWM)

Pada Alat Pencetak Adonan Mie Dan Kue Otomatis

Berbasis Arduino



Jora Tumangger1, Zulfian Azmi2, Ardianto Pranata3

1,2,3 Program Studi Sistem Komputer, STMIK Triguna Dharma



Article Info

ABSTRACT

Article history:
Received Jan 13th, 2018
Revised Jan 22th, 2018
Accepted Jan 29th, 2018


Penggilingan adonan mie dan kue sekarang ini merupakan mesin penggiling manual, dalam setiap penggilingan ketebalan adonan mie dan kue tidak selalu sama, hal ini menyebabkan pengguna harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk melakukan penggilingan adonan.
Pada alat ini akan diterapkan sistem kendali Pulse Width Modulation (PWM), dimana kecepatan motor penggiling akan disesuaikan berdasarkan tingkat level adonan  yang terdeteksi oleh sensor ultrasonik, kemudian menggerakkan motor DC (penggiling) akan bergerak sesuai dengan nilai PWM yang diterima.
Sistem ini dapat membantu para pengguna dalam mengurangi penggunaan tenaga manusia serta mempercepat proses penggilingan adonan mie dan kue. Dengan adanya masukan dari sensor ultrasonik yang akan mendeteksi adonan dan di proses dengan arduino uno, kemudian motor DC penggiling akan bergerak berdasarkan level adonan yang terdeteksi.


Keyword:
Penggiling
Mie/Kue
Pulse Width Modulation
Motor DC
Arduino

Copyright © 2018 Jora Tumangger

First Author
Nama                : Jora Tumangger
Kantor              : STMIK Triguna Dharma
Program Studi  : Sistem Komputer
E-Mail              : joratumangger04@Gmail.com





1.         PENDAHULUAN

Sistem kendali dan otomatisasi di bidang teknologi dan inovasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan di bidang teknologi ini menghasilkan banyak inovasi baru yang inovatif berbasis sistem cerdas dan banyak membantu kehidupan masyarakat, dapat dilihat dari peralatan rumah tangga maupun peralatan industri yang dapat bekerja dengan teknologi  yang canggih.

Ampia adalah suatu alat yang digunakan untuk menggiling atau mecetak mie, pastel, cheesestick, molen, kue bawang dan lain sebagainya, ampia dioperasikan dengan cara memasukkan adonan ke dalam penggiling dan kemudian diputar secara manual menggunakan tenaga manusia. Mie ini juga merupakan salah satu makanan yang banyak digemari oleh masyarakat luas dan memiliki sebutan yang berbeda-beda dalam setiap negara contohnya di negara eropa mie disebut sebagai pasta, di tiongkok mie disebut dengan sebutan kwetiaw, ifu mie dan bihun dan masih banyak sebutan mie lainnya. Demikian pula dengan kue yang merupakan kudapan atau makanan ringan  yang bukan makanan utama. Rasa dari kue ini berbeda beda ada yang bercita rasa manis atau ada pula yang gurih dan asin. Kue sering kali diartikan sebagai  makanan ringan  yang dibuat dari adonan tepung, baik tepung beras, tepung sagu, tapioca, ataupun tepung terigu.

Membuat mie ataupun kue kreasi sendiri sangat diinginkan bagi beberapa orang agar dapat membuat makanan yang enak dan bergizi karena banyak mie dan kue yang beredar dikalangan masyarakat yang mengandung bahan-bahan yang berbahaya  atau zat kimia yang digunakan sebagai bahan pengawet makanan yang tidak baik. Dalam pembuatan mie atau kue, sering ketebalan adonan tidak diukur disetiap penggilingan atau pencetakannya, sehingga pengguna harus memperkuat putarannya dengan cara memperkuat putaran penggiling menggunakan tangan secara manual sehingga membutuhkan tenaga manusia yang lebih untuk memutar-mutar pencetak ataupun penggiling adonan.

Pada sistem ini akan dikembangkan alat pencetak adonan mie dan kue otomatis dengan mengatur kecepatan penggiling adonan untuk menghemat tenaga penggunanya. Sistem kendali yang digunakan adalah sistem kendali Pulse Width Modulation (PWM) untuk diimplementasikan pada alat pencatak adonan mie dan kue otomatis. Sistem kendali ini diharapkan dapat menjadi solusi dari kendala yang sering terjadi pada alat pencetak adonan mie dan kue yang ada di lingkungan masyarakat. Adapun sistem kendali ini digunakan sebagai pengatur atau pengendali kecepatan putaran penggiling adonan mie dan kue berdasarkan tingkat ketebalan adonan yang akan digiling dan menyesuaikan kecepatan penggiling berdasarkan ketebalan adonan yang terdeteksi.



2.         METODE PENELITIAN

2.1      Mie (Noodle)

         Mie (noodle) adalah salah satu produk pangan yang terbuat dari tepung dan menyerupai tali yang berasal dari cina, yang telah lama dikenal dimasyarakat luas. Bahkan seluruh dunia telah mengenalnya dengan masing-masing nama atau istilahnya[1].

Pada umumnya mie kering yang telah beredar dipasaran bahan baku utamanya adalah tepung terigu dimana komposisi kimianya tidak mengandung vitamin A, tetapi tepung terigu sebagai bahan baku utama membuat mie yang terbuat dari biji gandum pilihan yang berkualitas tinggi, dapat merupakan zat gizi yang menyediakan energi bagi tubuh dan juga dapat membantu memperbaiki tekstur serta menambah cita rasa dari bahan pangan.




Gambar 1. Mie (Noodle)

2.2      Kue

Cookies adalah kue manis yang berukuran kecil-kecil yang dibuat dengan bahan dasar tepung terigu dan bahan tambahan lain (lemak, telur dll) yang membentuk suatu formula adonan, adonan dimasak dengan cara dipanggang sehingga memiliki sifat dan struktur tertentu[2].

Kue adalah kudapan atau makanan ringan yang bukan makanan utama. Kue biasanya bercita rasa manis atau ada pula yang gurih dan asin. Kue seringkali diartikan sebagai makanan ringan yang terbuat dari adonan tepung, baik tepung beras, tepung sagu, tapioka ataupun terigu.

2.3      Sensor Ultrasonik SRF05

Sensor ultrasonik SRF05 adalah sebuah sensor yang terdiri dari transmitter dan receiver untuk mendeteksi jarak yang dipantulkan. Sensor ultrasonik SRF05 merupakan evolusi dari SRF04 dengan desain yang lebih fleksibel, dan harga yang terjangkau[3]. Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar pengindraannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara yang dipancarkan dan yang diterima kembali adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat di indranya adalah pada, cair dan butiran.

Jarak antara sensor dengan objek yang direfleksikan dapat dihitung dengan menggunakan rumus pada persamaan berikut ini.


L = ½ .TOF.c 


Dengan  :    L              =  jarak ke objek

                   TOF         =  waktu pengukuran yang diperoleh.

                    C             =  cepat rambat suara (340m/s).



Modul ultrasonik ini dapat mengukur jarak antara 3 cm sampai 400 cm. Keluaran dari modul sensor ultrasonik ini berupa pulsa yang lebarnya merepresentasikan jarak. Lebar pulsanya yang dihasilkan modul sensor ultrasonik ini bervariasi dari 115 µS sampai 18,5 mS. Secara perinsip modul sensor ultrasonik ini terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal 40 KHz, sebuah speaker ultrasonik dan sebuah microphone ultrasonik. Speaker ultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi suara sementara, microphone ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi pemantulan suaranya.


Gambar 2. Sensor Ultrasonik SRF05

 Fungsi Pin-pin Sensor Ultrasonik SRF05 adalah sebagai berikut :

1.     VCC = 5V Power Supply. Pin sumber tegangan positif sensor.

2.     Trig = Trigger/Penyulut. Pin ini yang digunakan untuk membangkitkan sinyal ultrasonik.

3.     Echo = Receive/Indikator. Pin ini yang digunakan untuk mendeteksi sinyal pantulan ultrasonik.

4.     OUT = pin ini tidak digunakan pada saat tertentu

5.     GND = Ground/0V Power Supply. Pin sumber tegangan negatif sensor.

2.4      Arduino Uno Rev 3

Arduino Uno adalah salah satu produk berlabel Arduino yang sebenarnya adalah suatu papan elektronik yang mengandung mikrokontroler ATmega328 (Sebuah keping yang secara fungsional bertindak seperti sebuah komputer)[4]. Arduino sudah diakui keunggulan dan kemudahannya dalam pemrograman serta harga yang relatif mudah. Selain itu software dan hardware-nya bersifat open source. Pada saat ini penggunaan mikrokontroler dapat kita temui pada berbagai peralatan, misalnya peralatan yang terdapat dirumah, seperti telepon digital, microwave oven, mesin cuci, sistem keamanan rumah, robot, dll. Keuntungan menggunakan Arduino Uno yaitu harganya murah, dapat diprogram berulang kali, dan dapat diprogram sesuai keinginan kita. Mikrokontroler digunakan sebagai output PWM (Pulse Width Modulator), 6 input analog, 16 Mhz Osilator Kristal, Koneksi USB, jack listrik tombol reset. Pin-pin ini berisi semua yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler, hanya terhubung ke komputer dengan kabel USB atau sumber tegangan bisa didapat dari adaptor AC-DC atau baterai untuk menggunakannya.


Tabel 1. Spesifikasi Mikrokontroler Arduino Uno Rev 3

Microcontroller
Operating Voltage
5V
Input Voltage (recommended)
7-12V
Input Voltage (limit)
6-20V
Digital I/O Pins
14 (of which 6 provide PWM output)
PWM Digital I/O Pins
6
Analog Input Pins
6
DC Current per I/O Pin
20 mA
DC Current for 3.3V Pin
50 mA
Flash Memory
32 KB (ATmega328P) of which 0.5 KB used by bootloader
SRAM
2 KB (ATmega328P)
EEPROM
1 KB (ATmega328P)
Clock Speed
16 MHz
LED_BUILTIN
13
Length
68.6 mm
Width
53.4 mm
Weight
25 g

Arduino Uno dapat diprogram dengan Arduino Software (IDE)). Pilih menu "Arduino / Genuino Uno dari menu Tools> Board (sesuai dengan mikrokontroler di forum Anda). Untuk rinciannya, lihat referensi dan tutorialnya.ATmega328 di Arduino Uno diprogram ulang dengan bootloader yang memungkinkan Anda mengunggah kode baru ke dalamnya tanpa menggunakan pemrogram perangkat keras eksternal. Ini berkomunikasi menggunakan protokol STK500 yang asli (referensi, file header C).Anda juga dapat melewati bootloader dan memprogram mikrokontroler melalui header ICSP (In-Circuit Serial Programming) menggunakan Arduino ISP atau yang serupa; lihat petunjuk ini untuk rinciannya.



Gambar 3. Arduino Uno Rev3


2.5     Motor DC

         Motor arus searah (DC) adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mengubah tenaga listrik arus searah menjadi gerak atau energi mekanik[5]. Kontruksi dasar motor DC terdiri dari 2 bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor adalah bagian yang berputar atau armature, berupa koil dimana arus listrik dapat mengalir. Stator adalah bagian yang tetap dan menghasilkan meddan magnet dari koilnya.

Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendalian kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat juga dikendalikan dengan mengatur :

1.              Tegangan dynamo : meningkatkan tegangan dynamo akan meningkatkan kecepatan .

2.              Arus medan : menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan kecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Motor DC juga relatif mahal dari pada motor AC.

Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditentukan dalam persamaan berikut:


Gaya Elektromagnetik (E) F = K\Phi N Torque (T) : T=K\Phi I_{a}



Keterangan :

E       = gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt).

F       = Flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan.

N      = Kecepatan dalam RPM (putaran per menit).

T       = Torque elektromagnetik

Ia     = Arus dinamo.

K      = Konstanta persamaan.


Gambar 4. Motor DC

2.6      LCD (Liquid Cristal Display)

LCD adalah suatu display dari bahan cairan kristal yang pengoperasiannya menggunakan sistem dot matriks”. LCD adalah salah satu jenis display elektronika yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada disekeliling terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit[6].




Gambar 5. LCD 2x16


LCD memiliki lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segmen dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan Sandwich memiliki polazer cahaya horisontal belakang yanng diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan.

2.7     Sistem Kendali Pulse Width Modulation(PWM)

Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam suatu perioda[7]. Sistem kendali kendali adalah suatu susunan komponen fisik yang terhubung atau terkait sedemikian rupa sehingga dapat memerintah, mengarahkan, atau mengatur diri sendiri atau sistem lain. Sistem kendali terdiri dari sub-sistem dan proses atau plants yang disusun untuk mendapatkan keluaran (output) dan kinerja yang diinginkan dari input yang diberikan.

Beberapa contoh aplikasi PWM adalah pemodulasian data untuk telekomunikasi, pengontrolan daya atau tegangan yang masuk ke beban, regulator tegangan, audio effect dan pengutan serta aplikasi-aplikasi lainnya. Aplikasi PWM berbasis mikrokontroler biasanya berupa pengendalian kecepatan motor DC, Motor Servo, pengaturan nyala terang LED.



Gambar 6. Sinyal PWM, Vout PWM

Pada metode digital setiap perubahan PWM dipengaruhi oleh resolusi dari PWM itu sendiri. Misalkan PWM digital 8 bit berarti PWM tersebut memiliki resolusi 28 = 256, maksudnya nilai keluaran PWM ini memiliki 256 variasi, variasinya mulai dari 0 – 255 yang mewakili duty cycle 0 – 100% dari keluaran PWM tersebut. Dengan cara mengatur lebar pulsa “on” dan “off” dalam satu perioda gelombang melalui pemberian besar sinyal referensi output dari suatu PWM akan didapat duty cycle yang diinginkan.

Duty cycle dari PWM dapat dinyatakan persamaan sebagai berikut.




Duty cycle 100% berarti sinyal tegangan pengatur motor dilewatkan seluruhnya. Jika tegangan catu 12V, maka motor akan mendapat tegangan 12V, pada duty cycle 50%, tegangan pada motor hanya akan diberikan 50% dari total tegangan yang ada, begitu seterusnya.


Gambar 7. Dutycycle dan nilai PWM

Perhitungan pengontrolan tegangan output motor dengan metode  PWM cukup sederhana. Dengan menghitung dutycycle yang diberikan,akan didapat tegangan output yang dihasilkan.


Gambar 8. Sinyal PWM pengontrolan motor



Keterangan:

tegangan rata-rata = rata-rata tegangan pada motor,

a = lamanya sinyal “on”,

b = lamanya sinyal “off”, Vfull= tegangan sumber motor.

Tegangan rata-rata merupakan tegangan output pada motor yang dikontrol oleh sinyal PWM, a adalah nilai dutycycle saat kondisi sinyal “on”. b  adalah nilai dutycycle saat kondisi sinyal “off”. Vfull adalah tegangan maksimum pada motor. Dengan menggunakan rumus diatas, maka akan didapatkan tegangan output sesuai dengan sinyal kontrol PWM yang dibangkitkan.

3.         ANALISIS DAN HASIL

3.1.  Analisis

Untuk melakukan optimalisasi penggunaan alat pencetak adonan mie dan kue otomatis dibutuhkan beberapa tahapan yang dapat digambarkan melalui algoritma sistem berikut ini :


Gambar 9. Algoritma Implementasi PWM pada Penggiling Adonan mie dan kue



Pada algoritma sistem tersebut terdapat 5tahapan utama dimulai dari tahap 1 yaitu pendetesian objek berupa adonan pada konveyor, pendeteksian dilakukan dengan menggunakan sensor ultrasonik. contohnya sensor ultrasonik terdapat jenis SRF05, ultrasonikHY04, PING, dan lainnya.tahap 2 yaitu konveyor akan bergerak membawa adonan yang terdeteksi yang digerakkan dengan menggunakan motor DC. Tahap 3 yaitu arduino melakukan pemprosesan data yang dikirimkan oleh sensor ultrasonik. Tahap 4 yaitu penentuan nilai PWM, berdasarkan data sensor ultrasonik yang diterima oleh arduino. Tahap 5 Yaitu aktifkan penggiling berdasarkan nilai PWM yang diterima dari arduino berdasarkan data yang diterima dari sensor ultrasonik.

Pada perancangan sistem tertanam diperlukan sebuah pemodelan sistem alur komponen sistem, pada umumnya dilakukan menggunakan blok diagram sistem, berikut ini blok diagram sistem untuk optimalisasi :




Gambar 10.Blok Diagram Sistem

Pada blok diagram tersebut dapat diuraikan bahwa sistem yang akan dirancang berfungsi untuk melakukan pengendalian kecepatan motor penggiling  berdasarkan  inputan dari sensor ultrasonik dan kemudian mengaktifkan motor berdasarkan nilai PWM yang diterima. Berikut adalah flowchart sistem dari alat pencetak adonan mie dan kue otomatis berbasis arduino.


Gambar 12.Flowchart Sistem (Lanjutan)

Berikut ini rangkaian elektronik dari alat pencetak adonan mie dan kue otomatis berbasis arduino:


Gambar 13.Rangkaian Sistem

Berikutnya membangun  yang sistem kendali yang akan ditanamkan didalam sistem mikrokontroler arduino dengan menggunakan sistem kendali pulse width Modulation (PWM).

Pulse width modulation (PWM)

Pada sistem ini digunakan motor DC dengan tengangan input 12V untuk menggerakkan penggiling dan penggerak konveyor. Jumlah motor DC yang digunakan pada sistem ini berjumlah 2 motor DC. Pada sistem ini digunakan resolusi Pulse Width Modulation (PWM) 8 bit dengan duty cycle seperti pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 2. Nilai Awal PWM pada Penggiling Adonan Mie dan Kue Otomatis

NO
Level Kecepatan Penggiling
Duty Cycle (PWM)
Tinggi
Adonan
1
-
0 %
-
2
Level 1
40%
1-3 cm
3
Level 2
60%
4-6 cm
4
Level 3
80%
7-8 cm



Berikut Pulse Width Modulation pada sistem ini berdasarkan data nilai awal PWM diatas :

1.         Grafik Duty Cycle = 40%                                 









Gambar 14. Grafik Duty cycle 40%

Pada gambar 3.2 dapat dijelaskan bahwa kondisi duty cycle 40%, time positif adalah 40% dan 60% yang lain merupakan time negatif yang berarti pulse width modulation (PWM) dan tegangan output pada kondisi ini adalah 40% dari total tegangan.

2.              Grafik Duty Cycle = 60%                              





Gambar 15. Grafik Duty cycle 60%

Pada gambar 3.3 dapat dijelaskan bahwa kondisi duty cycle 60%, time positif adalah 60% dan 40% yang lain merupakan time negatif yang berarti pulse width modulation (PWM) dan tegangan output pada kondisi ini adalah 60% dari total tegangan.



3.              Grafik Duty Cycle = 80%




Gambar 16. Grafik Duty Cycle 80%

Pada gambar 3.4 dapat dijelaskan bahwa kondisi duty cycle 80%, time positif adalah 80% dan 20% yang lain merupakan time negatif yang berarti pulse width modulation (PWM) dan tegangan output pada kondisi ini adalah 80% dari total tegangan.

Nilai Pulse Width Modulation (PWM)

Nilai Pulse Width Modulation pada sistem ini menggunakan resolusi 8 bit(255), yang artinya setiap nilai kecepatan direpresentasikan dengan angka 0 sampai dengan 254. Berikut nilai Pulse Width Modulation (PWM) yang akan diimplementasikan pada sistem :



1.         Duty cycle = 40%

PWM  = Duty Cycle x Besar resolusi PWM

              = 40% x 255

              = 102.

Pada saat duty cycle = 40%  dan resolusi yang  digunakan adalah 8 bit maka nilai dari duty cycle direpresentasikan dengan angka 0 sampai dengan 254 sehingga dihasilkan nilai PWM sebesar 102.


2.         Duty cycle = 60%

PWM  = Duty Cycle x Besar resolusi PWM

              = 60% x 255

              = 153.

Pada saat duty cycle = 60%  dan resolusi yang  digunakan adalah 8 bit maka nilai dari duty cycle direpresentasikan dengan angka 0 sampai dengan 254 sehingga dihasilkan nilai PWM sebesar 153.


3.         Duty  cycle = 80%

PWM  = Duty Cycle x Besar resolusi PWM

              = 80% x 255

              = 204.

Pada saat duty cycle = 80%  dan resolusi yang  digunakan adalah 8 bit maka nilai dari duty cycle direpresentasikan dengan angka 0 sampai dengan 254 sehingga dihasilkan nilai PWM sebesar 204.

Tegangan Output  Pada Motor DC

Tegangan output pada sistem ini adalah tegangan total yang dikalikan dengan duty cycle yang telah yang ditentukan. Tegangan total yang digunakan adalah 12V. berikut nilai tegangan output pada masing-masing duty cycle.


1.         Duty cycle = 40%

V out  = Duty cycle x V in

 = 40% x 12 Volt

 = 4.8 Volt

Tegangan output yang dihasilkan dari nilai tiap duty cycle dengan total, tegangan total yang digunakan untuk output adalah 12 Volt. Maka tegangan output pada motor DC yang dihasilkan pada saat duty cycle 40% adalah 4.8 Volt.


2.         Duty cycle = 60%

V out  = Duty cycle x V in

 = 60% x 12 Volt

 = 7.2 Volt

Sama halnya dengan kondisi duty cycle 40%, pada saat duty cycle 60% tegangan total yang digunakan untuk output adalah 12 Volt. Maka tegangan output pada motor DC yang dihasilkan pada saat duty cycle 60% adalah 7.2 Volt.


3.         Duty cycle = 80%

V out  = Duty cycle x V in

 = 80% x 12 Volt

 = 9.6 Volt

Sama halnya dengan kondisi duty cycle 40% dan 60%, pada saat duty cycle 80% tegangan total yang digunakan untuk output adalah 12 Volt. Maka tegangan output pada motor DC yang dihasilkan pada saat duty cycle 80% adalah 10.8 Volt.

1.2      Hasil

Berikut ini adalah hasil keseluruhan perancangan dari sistem elektronik pada rancang bangun yang sebuenarnya 



Gambar 18. Rancangan keseluruhan alat

1.3      Pengujian

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat berfungsi sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikan maka dapat diketahui bahwa sistem telah bekerja atau belum. Dengan cara menuliskan program untuk menguji sensor ultrasonik pada sistem arduino uno. Berikut ini adalah data hasil pengujian sensor ultrasonik.

Tabel 4.1 Pengujian Sensor Ultrasonik

No
Jarak Tinggi Adonan
Kategori
Keterangan
1
0
-
Tidak terdeteksi
2
1-4 cm
Sedikit
Terdeteksi
3
5-6 cm
Sedang
Terdeteksi
4
7-8 cm
Banyak
Terdeteksi

         Pengujian motor DC dilakukan agar mengetahui apakah motor DC sudah berfungsi sesuai dengan kebutuhan sistem, sehingga motor DC dapat menyala (Aktif). Dengan menuliskan program pada arduino untuk melakukan pengujian motor DC. Berikut adalah tabel data hasil pengujian motor DC.

Tabel 4.2 Pengujian Motor DC

Komponen
Level Adonan
kondisi
Duty Cycle
Tegangan (Volt)
Kecepatan Motor (Rpm)
Motor DC
-
Tidak Berputar
0%
0
0 Rpm
Level 1
Berputar Lambat
40%
4,8 V
46 Rpm
Level 2
Berputar Sedang
60%
7,2 V
69 Rpm
Level 3
Berputar
Cepat
80%
9,6 V
92 Rpm



             Pada tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa nilai hasil pengukuran tegangan pada motor DC akan medapatkan tegangan 4,8 Volt apabila terdeteksi adonan level 1. Sedangkan pada saat terdeteksi adonan level 2 maka motor DC akan mendapatkan tegangan 7,2 Volt, dan apabila yang terdeteksi adalah adonan level 3 maka motor DC akan mendapatkan tegangan sebanyak 9,6 Volt.

4.         KESIMPULAN

Dari hasil pengujian yang dilakukan dari implementasi sistem kendali pulse width modulation (PWM) pada alat pencetak adonan mie dan kue otomatis berbasis arduino, sebagai berikut :

1.      Alat pencetak adonan mie dan kue otomatis berbasis arduino di rancang dengan menggunakan sensor ultrasonik yang berfungsi sebagai input, dan menggunakan motor DC sebagai output untuk menggerakkan penggiling.
2.     Pada sistem ini kecepatan motor penggiling adonan akan disesuaikan dengan tinggi level adonan yang terdeteksi oleh ultrasonik, setiap level adonan memiliki nilai pulse width modulation (PWM) yang bebeda.
3.     Sistem ini memiliki 3 level adonan yang dapat di deteksi, jika yang terdeteksi adalah adonan level 1 maka duty cycle sama dengan 40% maka motor DC akan bergerak lambat, jika level adonan yang terdeteksi adalah adonan level 2  duty cycle 60% maka motor DC akan bergerak sedang, dan jika adonan level 3 yang terdeteksi maka duty cycle sama dengan 80% dan motor DC akan bergerak cepat.



DAFTAR PUSTAKA

[1] Emma, Z. N. 2005. Pembuatan mie kering dari tepung terigu dengan tepung rumput laut yang difortifikasikan dengan kacang kedelai, Jurnal Sains Kimia, Vol.9 No.2.

[2] Anna, A. 2005. Penganeka ragaman kue kering berbahan dasar tepung jagung, E-jurnal Boga, Vol.4 No.1.

[3] Derris, A., Arif, A. R & Wahyu, H. 2013. Alat ukur portabel untuk aplikasi pengukuran dimensi ruang berbasis Atmega 128 dengan menggunakan sensor ultrasonik SRF05. Jurnal Infotekmesin, Vol.6 No.1.

[4] Muhammad, S. 2017. Panduan mudah belajar arduino menggunakan simulasi proteus. Yogyakarta : C.V Andi Offset.

[5] Widodo, B. 2010. Robbotika – teori dan implementasinya. Yogyakarta : C.V Andi Offset.

[6] Heri, A. 2015. Pemrograman mikrokontroler AVR Atmega 16 menggunakan bahasa C (codevisionAVR). Bandung : Informatika Bandung

[7] Ahyar, S & Azwardi. 2015. Penerapan logika fuzzy dan pulse width modulation untuk sistem kendali kecepatan robot line follower. Inkom, Vol.9 No.1.

jurnal saya telah di terbitkan di website dibawah ini..
http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/jisamar/article/view/24 




BIOGRAFI PENULIS



Jora Tumangger, pria kelahiran situbuh-tubuh 13 April 1995 anak ke-3 dari 5 bersaudara, dari seorang ibu yang bernama : Nur Elfrida Mungkur dan Ayah : Kaddem Tumangger, telah menyelesaikan jenjang pendidikan D3 Teknik Komputer, di STMIK triguna Dharma medan pada tahun 2016, serta mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi yaitu strata 1 (S1) pada kampus yang sama pada tahun 2017.




Zulfian Azmi, ST, M.Kom, Beliau merupakan dosen tetap STMIK Triguna Dharma, dan beliau menjabat sebagai wakil ketua akademik pada STMIK Triguna Dhama Medan serta aktif sebagai dosen pengajar pada bidang ilmu Sistem Komputer  dan bidang ilmu Sistem Informasi.




Ardianto Pranata, S.Kom, M.Kom, Beliau merupakan dosen tetap STMIK Triguna Dharma, beliau aktif sebagai dosen khususnya pada bidang ilmu Sistem Komputer.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Musyawarah bersama masyarakat kampung Situbuh-tubuh Program Kampung Zakat

Situbuh-tubuh (15/12/2019), Kampung Zakat’ adalah program inovasi dari Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI. Program dilaksanakan dengan ...